5 tangga bisnis yang dimaksud disini sebenarnya digunakan untuk memetakan posisi bisnis kita. Dengan mengetahui dimana posisi bisnis kita, maka akan memudahkan dalam menentukan strategi-strategi pengembangan bisnis selanjutnya. 5 tangga bisnis ini juga dapat digunakan untuk menentukan kurikulum kewirausahaan.
Kurang lebih berikutlah 5 tangga bisnis yang akan kita lalui jika ingin memulai usaha:
Hal yang perlu dikuasai:Entrepreneur mindset, Basic negotiation, Sellingskill, Analisa kompetisi, Uji ngangenin, Packaging for UKM, Merek dagang, Distribusi & promosi, Strategi harga, Viral marketing, Menata keuanggan, Badan hukum dan perjanjian.
Banyak pengusaha pemula yang malas memulai bisnis karena kebanyakan belajar. Menjadi seorang pengusaha tentu banyak hal yang harus dipelajari, namun tidak perlu semuannya dikuasai pada saat kita memulai. Segala sesuatu dapat dipelajari dalam proses berjalannya usaha, ini bukan berarti kita tidak perlu mempelajari ilmu marketing di tingkat yang lebih lanjut, namun lebih mengarahkan kita untuk focus pada tangga bisnis kita.
Bagi yang ingin belajar bisnis online yang sudah dikurikumkan sedemikian rupa dan diupdet sesuai perkembanggannya dapat bergabung secara gratis di kelas bisnis online disini dan sekolah belajar menghasilkan uang 1 miliar per bulan disini. Kedua kelas ini adalah tempat berkumpulnya para pebisnis online untuk belajar cara menghasilkan uang secara online.
“Bisnis Yang Paling bagus Adalah Bisnis Yang Dimulai”
Bagi yang ingin memulai bisnis online dan ingin membuat website bisnisnya sendiri dapat mengunakan layanan hosting website ini.
Pada tangga starting – mulai usaha kita tidak perlu memikirkan tentang pegawai karena masih menjalankan usaha sendiri. Atau kita tidak perlu memikirkan hal-hal yang berlebihan seeperti promosi, kantor yang tetap dan lain sebagainnya yang menuntut untuk mengeluarkan biaya, mulailah dari apa yang kita bisa.
Jika bisa membuat kripik kentang, buatlah kripik kentang itu sendiri, belajarlah cara memasarkannya, mulailah menjualnya sendiri, seandainnya ada complain tangani masalah itu sendiri dan dari setiap usaha temukan metode untuk menghasilkan lebih banyak dengan memaksimalkan tenaga seoptimal mungkin. Hal ini bukan berarti segalanya harus dilakukan sendiri, terutama dalam artian belajar. Kita harus menemukan mentor yang tepat agar bisnis kita tumbuh dengan lebih cepat, oleh sebab itu saya menyarankan untuk bergabung di komunitas-komunitas bisnis seperti.
Hal yang perlu dikuasai:Memaksimalkan profit, Re-Profiling (mempelajari kenapa suatu produk sukses dipasaran), Acc for entrepreneur, Alternatif permodalan, Basic administration, Recruitment & training, Team building.
Pada tahap starting kita sudah diharuskan untuk memulai usaha dengan memasarkan sebuah produk, sedangkan pada tahap profiting kita bukan hanya sekedar memasarkan produk namun belajar cara memaksimalkan profit. Untuk memaksimalkan profit kita memerlukan data seperti kapan sebuah produk laku dijual, siapa yang membeli, jenis produk yang disukai pasar, data pelanggan, dimana kita dapat menjaring pelanggan, dan lain sebagainnya.
Dalam dunia digital saat ini kita dapat memanfaatkan beberapa tools untuk mendapatkan data yang kita perlukan. Tools yang saya maksud misalkan seperti Google Analitik, google keyword, pixel audience, autoresponder, dan tools lainnya baik yang gratis maupun yang berbayar.
Untuk mengumpulkan data email pelanggan dan melakukan follow up, kita dapat mendaftar secara gratis disini dan meningkatkan performa dengan melakukan Upgrade. Dengan data kitapun dapat memaksimalkan profit dengan memperbaiki sistem administrasi agar lebih efektif dan efesien. Kita dapat mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan memaksimalkan pengeluaran yang dapat menghasilkan tambahan profit.
Hal yang perlu dikuasai:Merumuskan visi misi, Lean process, Struktur organisasi, Process flow, Dasar pembuatan SOP, KPI, 4 Sektor sistemasi, Leadership.
Pada tahap Systemizing ini kita focus mendokumentasikan atau menstandarisasikan perusahaan atau bisnis yang sudah berjalan. Oleh sebab itu jika belum mempunyai usaha dan karyawan, kita belum bisa melakukan Systemizing sebab apanya yang mau didokumentasikan atau distandarkan ?. Sebab jika belum memiliki usaha segalanya kembali kepada kita sendiri.
Merumuskan visi misi, Lean process, Struktur organisasi, Process flow, Dasar pembuatan SOP, KPI, 4 Sektor sistemasi, dan Leadership baru bisa dijalankan jika ada pihak (karyawan atau partner) yang harus diataur atau diarahkan agar bisnis dapat berjalan semestinya.
Pada tahap diawal tentu kita tidak memikirkan visi-misi yang dipikirkan bagaimana bahan baku bisa diolah dan siapa yang akan membeli, biar untung maski sedikit tidak masalah. Visi-misi biasanya akan ditemukan ketika usaha kita mau maju ketahap yang lebih tinggi.
Visi-misi perlu agar karyawan atau partner kita tahu mau dibawa kemana bisnis kita. Dengan visi kita akan tahu dimana tujuan atau apa yang hendak dicapai sedangkan misi adalah cara mencapainya.
{catatan: mungkin kita memiliki visi-misi sebagai rencana hidup secara pribadi, namun visi-misi untuk perusahaan yang dimaksud disini adalah usaha kita untuk mengatur dan mengarahkan pihak lain dalam hal ini karyawan atau partner.}
Hal inilah yang mungkin manjadi hal yang patut menjadi kritikan kepada lembaga-lembaga universitas yang mengajaran ilmu bisnis. Lembaga-lembaga ini kebanyakan mengajarkan semua teori ilmu bisnis padahal mahasiswanya sendiri belum memiliki bisnis, alangkah baiknya jika bukan hanya teori yang diajarkan namun memaksa mahasiswanya untuk memulai usaha dan memasukannya dalam kurikulum belajar. Sehingga bukan hanya sekedar teori namun langsung mempraktekannya dalam bisnis yang dibangunnya sendiri. {Ini hanya sekedar opini, baik dan buruk tergantung presepsi kita masing-masing}
Hal yang perlu dikuasai:Etika bisnis, Advanced distribution, Distribution center, Supply chain management, Technology & software, Kerjasama & legalitas, Jebakan-jebakan hukum.
Tahap ini dapat juga disebut tahap menduplikasi bisnis atau apa yang sudah kita standarisasikan. Sebagai contoh multyplaying yang dimaksud adalah menduplikasi usaha kita yang sudah sukses di kota Jakarta di duplikasi di Surabaya atau kota lainnya. Untuk menduplikasi secara baik, tentu kita management agar usaha yang ada dibanyak tempat tetap dapat dikontrol sehingga menghasilkan keuntungan yang efektif.
Hal yang perlu dikuasai:Mindset investor, Exit plan, Pos investasi, Valuasi bisnis, Ekspansi kemana?, Jual beli bisnis, Venture capital, Social responsibility
Setelah melewati tangga ke-4 sudah tiba saatnya kita tiba pada tahap investing. Pada tahap ini kita tidak harus lagi bekerja keras namun membiarkan uang yang bekerja untuk kita dan menuai apa yang selama ini kita tanam. Kita dapat mempercayakan sebagian bisnis kita pada CEO yang dapat kita percaya dan uang dari bisnis dapat kita simpan pada usaha-usaha lain yang kita anggap potensial untuk berkembang melalui skema investasi atau membeli saham (tentu harus berhati-hati dalam menempatkan kepercayaan, sebab apa yang kita tabur bertahun-tahun dapat rusak dalam sehari jika kita sembarangan menempatkan kepercayaan).
Tangga ini baru dapat kita capai ketika kita sudah memiliki sistem yang bagus dan CEO sendiri yang dapat dipercaya.Pada tahap ini deperlukan kehati-hatian kita bukan hanya untuk menempatkan kepercayaan namun juga cara kita menelola uang. Pada tahap inilah apa yang dicita-citakan banyak orang tercapai, yaitu apa yang disebut sebagai time freedom.