Pesawat tersebut adalah Dakota RI-001 Seulawah yang dibeli dari wakaf rakyat Aceh dan RI-003 yang berasal dari wakaf rakyat Minang.
Dakota RI-001 Seulawah adalah pesawat milik Indonesia yang dibeli dari dana wakaf rakyat Aceh. Terkumpul dana setara dengan 20 kg emas atau 120 ribu Dolar Singapura. Uang yang terkumpul dibelikan Pesawat Dakota DC-3 yang merupakan cikal bakal Indonesian Airways. Namun di tahun 1948, saat mengudara ke Kalkuta India pesawat ini tidak bisa kembali ke Indonesia karena terjadi Agresi Militer Belanda II.
Pesawat kedua dari rakyat Minang sebenarnya adalah pesawat pertama Indonesia yang berasal dari wakaf. Namun entah kenapa pesawat berjenis Avron Anson ini diberi nama RI-003. Saat itu pemerintahan Indonesia pindah ke Bukittinggi karena Agresi Militer I dan Mohammad Hatta berpikir bagaimana menembus blokade Belanda. Karena daratan sudah terkepung, maka jalur udara adalah satu-satunya jalan.
Pada tanggal 27 September 1947, dibentuklah Panitia Pusat Pengumpul Emas di Bukittinggi yang bertugas mengumpulkan sumbangan dari rakyat Bukittinggi. Dalam waktu dua bulan terkumpullah wakaf dari segenap rakyat Minang sejumlah 14 kg emas. Pesawat dibeli seharga 12 kg emas dan langsung diterbangkan ke Bukittinggi. Namun malang, saat pesawat dipakai terbang ke Thailand dan hendak kembali ke Indonesia, pesawat jatuh di Selat Malaka karena cuaca buruk.
Leave a Reply