FLOATING ADS
FLOATING ADS
FLOATING ADS
FLOATING ADS
TOP ADS

Building Trust Through Humanized Communication in the Digital Age

POST ADS

Oleh: Mdm. Rafizah Binti Amran
Founder & CEO, TWF Communications, Malaysia

Dalam dunia yang semakin digital, cepat, dan penuh distraksi, Mdm. Rafizah Binti Amran mengingatkan bahwa kekuatan sejati komunikasi bukanlah pada volume pesan, tetapi pada nilai, empati, dan kepercayaan yang kita bangun.

Melalui presentasinya dalam World Zakat Wakaf Forum (WZWF) 2025, beliau membagikan empat pilar utama komunikasi yang berdampak untuk lembaga zakat dan wakaf:

1. Narrative Defines Impact

Cerita adalah jantung dari setiap perubahan.
Di tengah data, laporan, dan angka yang melimpah, narasi yang kuat mampu menyentuh hati dan menggerakkan tindakan.

โ€œPeople donโ€™t remember numbers. They remember stories.โ€

Setiap program zakat dan wakaf perlu dikemas dalam cerita nyata tentang manusia, perjuangan, dan harapan.
Misalnya, bukan hanya menyebutkan bahwa 1.000 keluarga telah menerima bantuan, tetapi menampilkan kisah satu keluarga yang hidupnya berubah karena keberkahan zakat.

Narasi seperti inilah yang menanamkan makna โ€” menjadikan zakat bukan sekadar angka, tetapi perjalanan spiritual dan sosial yang menginspirasi.

2. Trust is Currency

Kepercayaan adalah mata uang komunikasi modern.
Di era keterbukaan, publik menuntut transparansi, keaslian, dan konsistensi.
Sebuah lembaga zakat yang dipercaya bukanlah yang paling besar, tetapi yang paling jujur dan terbuka.

Mdm. Rafizah menegaskan bahwa kepercayaan tidak diberikan, tetapi diperoleh dan dijaga.
Laporan keuangan yang jelas, bukti dampak yang nyata, serta komunikasi yang empatik akan menjadi modal utama membangun kredibilitas lembaga.

โ€œTrust grows when promises are kept, and stories are real.โ€

3. Communication Must Be Humanized

Teknologi mempercepat penyebaran informasi, tetapi manusia tetap mencari kehangatan dan makna.
Itulah sebabnya komunikasi harus dihumanisasi โ€” dibuat lebih dekat, empatik, dan menyentuh sisi emosional.

Lembaga zakat perlu berbicara bukan sebagai institusi, melainkan sebagai manusia kepada manusia.
Gunakan bahasa yang sederhana, wajah-wajah nyata penerima manfaat, dan kisah yang otentik.

โ€œHumanize your message โ€” because people connect with people, not with organizations.โ€

Ketika lembaga mampu menyampaikan pesan dengan hati, publik akan merasakan keikhlasan dan menjadi bagian dari perjalanan kebaikan itu.

4. Tech + Empathy = Reach

Teknologi tanpa empati hanya akan menciptakan jarak.
Namun, jika dikombinasikan, teknologi dan empati menjadi kekuatan besar untuk menjangkau lebih banyak orang dengan makna yang lebih dalam.

Melalui media sosial, video pendek, podcast, dan platform digital, lembaga zakat dapat memperluas jangkauan pesan.
Namun, kontennya harus tetap berakar pada nilai kemanusiaan: cerita yang jujur, doa yang tulus, dan semangat berbagi.

โ€œTechnology amplifies your message. Empathy makes it meaningful.โ€

Penutup: The Heart of Communication is Humanity

Pesan dari Mdm. Rafizah sangat relevan bagi dunia zakat dan wakaf saat ini.
Lembaga tidak hanya perlu berinovasi secara digital, tetapi juga berempati secara spiritual.
Kepercayaan publik tidak dibangun oleh algoritma, tetapi oleh ketulusan dan integritas.

Di era serba cepat ini, komunikasi yang efektif bukanlah yang paling keras suaranya, melainkan yang paling tulus hatinya.
Zakat dan wakaf bukan sekadar program sosial โ€” tetapi narasi kebaikan yang harus disampaikan dengan empati, integritas, dan kemanusiaan.

๐ŸŒŸ Great communication doesnโ€™t just reach people โ€” it touches them.

Meta Comments Box
POST ADS
You might also like
TOP ADS