Oleh: Muhamad Rizki Akbar
Manager Program Zakat Sukses | Fasilitator HRD OPZ Forum 2025
Beberapa tahun terakhir, saya semakin yakin bahwa masa depan gerakan zakat bukan hanya tentang seberapa besar dana yang kita himpun, tetapi tentang seberapa kuat kita membangun manusia di balik gerakan itu β para amil, relawan, dan pejuang sosial yang bekerja dengan nilai, visi, dan profesionalitas.
Itulah sebabnya ketika Forum Zakat mengundang saya menjadi fasilitator dalam HRD OPZ Forum 2025, saya merasa ini bukan sekadar undangan, tapi tanggung jawab moral. Sebuah ruang untuk belajar, berbagi, dan menata ulang cara kita memandang Human Capital dalam dunia zakat.

HRD OPZ Forum 2025 digelar di Hotel Cosmo Amaroossa, Jakarta (21β22 Oktober 2025), dengan tema besar:
βTransformasi SDM OPZ: Sinergi Strategis dan Aksi Teknis Menuju Amil Profesional dan Berdaya Saing.β
Forum ini mempertemukan para pengelola SDM dari berbagai Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia β mulai dari kepala HR, direktur, hingga praktisi program. Dari Zakat Sukses sendiri hadir Abdul Fattah Ismail (Head of Human Capital), Aisyah dan Rizqiah Nur Rusydiana (Head of Finance and General Affair), serta saya sendiri mewakili tim program.
Dalam sesi workshop yang saya fasilitasi, kami mencoba mengajak peserta melihat HRD bukan sekadar fungsi administratif, tapi fungsi strategis dan penggerak nilai.
Kita berbicara tentang bagaimana menyusun business process HRD berbasis nilai zakat β mulai dari rekrutmen yang menilai bukan hanya kemampuan teknis tapi juga niat dan akhlak, hingga evaluasi kinerja yang tidak sekadar berbasis target, tapi juga keberkahan dan dampak sosial.
Yang menarik, banyak OPZ mulai bertransformasi ke arah yang lebih sistematis: membangun competency framework, merancang learning roadmap 70/20/10, hingga membuat sistem pelatihan berbasis digital. Ini langkah maju untuk menjadikan amil sebagai profesi yang benar-benar dihormati, diakui, dan berdampak.

Forum ini juga diisi oleh tokoh-tokoh inspiratif seperti Prof. Yassierli (Menteri Ketenagakerjaan RI), Prof. Waryono A.G. (Kemenag RI), Harman Subakat (CEO Paragon Corp), dan Irvan Nugraha (CEO Rumah Zakat).
Dari mereka saya belajar bahwa profesionalisme dan spiritualitas tidak harus dipertentangkan β justru harus dipadukan agar gerakan zakat tetap berakar kuat namun tumbuh tinggi.
Sebagai amil, saya sering merenung:
Kita bicara zakat, infak, sedekah, dan wakaf β semua itu berputar di tangan manusia. Maka, membangun manusia (SDM) adalah investasi jangka panjang yang paling penting.
Forum ini mengingatkan saya bahwa transformasi SDM zakat tidak bisa didelegasikan, tapi harus dijalani bersama. Mulai dari membangun sistem, memperkuat karakter, hingga menumbuhkan semangat belajar di setiap lini.
Di akhir forum, saya merasa bangga β bukan karena tampil di depan sebagai fasilitator, tapi karena bisa menjadi bagian dari perjalanan besar membangun ekosistem SDM zakat Indonesia.
Dan saya percaya, masa depan amil bukan hanya βbekerja di lembaga zakat,β tetapi menjadi arsitek perubahan sosial yang menggerakkan umat dengan ilmu, nilai, dan cinta.
βGerakan zakat akan kuat, jika manusianya tumbuh dengan kesadaran dan keikhlasan.β
Jakarta, 22 Oktober 2025
β Kang Akbar βοΈ
https://kangakbar.net