Cara manajemen keuangan usaha dilakukan sebagai upaya meningkatkan perkembangan usaha. Tidak sedikit usaha yang memiliki potensi bagus dan bahkan memiliki profit tinggi, akan tetapi justru mengalami pailit. Alasannya tak lain adalah karena pengelolaan alias manajemen keuangan yang kurang tepat.
Maka dari itu, cara manajemen keuangan usaha perlu dipersiapkan seawal mungkin. Jangan sampai kamu hanya berfokus pada pendapatan modal yang besar dan profit tinggi, tetapi mengabaikan aspek-aspek lainnya.
Keterampilan ini pun tidak memandang skala usaha. Sebesar maupun sekecil apa pun usaha yang dilakukan, tetap harus ada manajemen keuangan yang baik yang diterapkan. Dengan begitu, usaha dapat terus berkembang dan mencapai tujuan yang diharapkan hingga jangka panjang.
Lalu, apa saja cara manajemen keuangan usaha yang efektif dan perlu dilakukan?
Kamu memulai usaha dengan uang tabungan sendiri? Tak ada masalah. Namun, kamu perlu menyiapkannya dengan jelas dan tegas—mana simpanan yang memang akan dikelola sebagai bisnis dan mana simpanan yang memang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhanmu lainnya.
Hal ini untuk menghindari terjadinya kekacauan finansial di kedua aspek. Seperti contoh, kamu memiliki simpanan sebanyak Rp5 juta. Kamu lantas memutuskan untuk mengambil dana sebesar Rp2 juta untuk modal usaha, sedangkan Rp3 juta sisanya adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama dua bulan ke depan.
Ternyata, dana Rp2 juta tersebut belum juga menghasilkan profit dan bahkan tekor di bulan pertama. Di sisi lain, uang yang tersisa di bulan berikutnya hanya tinggal Rp1,5 juta dan pas untuk memenuhi kebutuhan harian.
Jika kamu memaksa untuk mengambil sebagian dari uang tersebut untuk tambahan modal, maka ada beberapa kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi. Akibatnya, kondisi keuangan pribadi menjadi goyah, sementara keuangan usaha pun juga tidak pasti.
Tak cuma mengelola keuangan pribadi, mengelola keuangan usaha juga termasuk di dalamnya adalah menyiapkan dana darurat. Seperti namanya, simpanan ini (sebaiknya) hanya kamu gunakan dalam keadaan terdesak.
Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif untuk menjaga usaha tetap stabil di masa-masa kritis. Contoh paling sederhana adalah saat awal pandemi COVID-19 lalu. Banyak usaha kecil dan menengah khususnya yang terpaksa gulung tikar karena pemasukan yang berkurang drastis, sedangkan mereka masih harus menjalankan operasional.
Keberadaan dana darurat dalam usaha semakin penting jika kamu menjadikan usaha sebagai satu-satunya sumber pendapatan. Adanya dana darurat akan membantu usaha untuk lebih mudah beradaptasi dan menghadapi situasi sulit terkait finansial. Ujung-ujungnya, langkah ini akan membantu menjaga keberlangsungan usaha lebih lama.
Di sisi lain, dana darurat juga akan meminimalkanmu dari risiko berutang. Jika mempunyai dana darurat, kamu tidak perlu membayar lebih banyak ke pihak lain karena adanya kewajiban bunga.
Cara manajemen keuangan usaha yang satu ini tidak cuma untuk sekadar mengetahui berapa pengeluaran dan pendapatan serta laba dan rugi. Adanya pencatatan yang rapi akan memudahkanmu melakukan evaluasi sehingga dapat membuat perencanaan anggaran yang tepat.
Pertama, dengan adanya pencatatan detail transaksi, kamu dapat mengetahui berapa besarnya utang dan piutang yang dimiliki. Dengan begitu, kamu tidak akan terlewat melunasi apa yang menjadi kewajiban dan memperoleh semua hak yang menjadi milikmu.
Selain itu, kamu juga akan mengetahui dan dapat membenahi cash flow yang ada. Misal, kamu memiliki uang kas saat ini sebesar Rp350 ribu, piutang sebesar Rp1 juta yang akan dibayar dua minggu lagi, dan utang usaha yang harus dibayar besok sebesar Rp500 ribu.
Mau tidak mau, kamu haruslah menggunakan sumber dana lain (berutang kembali) untuk membayar utang yang ada selagi menunggu piutang cair. Kondisi seperti ini yang dibiarkan terus-menerus tidak akan menyehatkan kondisi keuangan usahamu.
Tak ketinggalan, jika ada beberapa campur tangan dalam usaha (misal sudah mempunyai karyawan), pencatatan tiap transaksi juga akan meminimalkan terjadinya penyelewengan uang. Agar tujuan ini dapat tercapai, pencatatan perlu dilakukan oleh pihak tertentu saja yang memang dapat dipercaya.
Kebutuhan setiap periode waktu usaha sangat mungkin berbeda. Ada waktu saat kamu harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk promosi, membeli bahan baku baru, membayar tenaga kerja baru, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, selalu siapkan anggaran keuangan secara berkala sesuai kebutuhan di setiap periodenya. Rentang periode ini bermacam-macam—kamu bisa menyesuaikannya dengan rencana usaha yang dilakukan.
Hindari melakukan pengeluaran secara impulsif jika tak ingin kondisi finansial usaha terganggu. Sekecil apa pun biaya yang kamu keluarkan, pastikan ada dalam daftar anggaran yang dibuat dan catat dalam pencatatan yang kamu siapkan.
Meminjam dana untuk usaha zaman sekarang memang gampang. Kamu bahkan bisa mendapatkannya hanya dalam kurun waktu beberapa jam saja lewat berbagai aplikasi dan layanan penyedia kredit secara online. Persyaratannya pun relatif lebih mudah dibandingkan pinjaman di bank.
Namun, kamu perlu bijak dalam memanfaatkan kemudahan ini. Pinjamlah jika memang benar-benar memerlukan dana tersebut. Sumber dana yang kamu peroleh pun tidak semestinya kamu gunakan untuk hal-hal di luar produktivitas usaha.
Pastikan kamu meminjam dana dengan mempertimbangkan secara matang nominal pinjaman dan bunga, tenor, dan kemampuan bayar. Hindari terlambat membayar utang agar tak menambah pengeluaran denda.
Jadikan pembayaran utang sebagai prioritas tanpa mengabaikan keperluan genting lainnya. Hal ini akan membantu usahamu memiliki utang usaha yang sehat.
Sebagai pemilik atau pengelola usaha, wajar kalau kamu mengharapkan laba sebanyak-banyaknya. Namun, kamu harus bisa membuat target keuangan usaha yang realistis.
Kamu bisa membuat target keuangan dalam beberapa tahapan sehingga hasil dan kemajuannya dapat terpantau. Pastinya, sesuaikan pula dengan kemampuan atau sumber daya yang dimiliki saat ini.
Misal, kamu ingin menghasilkan profit Rp150 juta dalam setahun pertama. Kamu bisa membaginya ke target yang lebih kecil: Rp20 juta dalam tiga bulan pertama, Rp30 juta dalam tiga bulan kedua, Rp40 juta dalam tiga bulan ketiga, dan Rp60 juta dalam tiga bulan keempat.
Jangan lupa, buatlah target yang sesuai dengan kondisi saat ini (termasuk sumber daya yang dimiliki). Dari situ, kamu pun dapat menentukan strategi yang paling tepat untuk memenuhi target tersebut.
Nah, itulah beberapa cara manajemen keuangan usaha yang efektif dan patut kamu coba. Terlepas dari seberapa besar usaha yang sedang kamu jalankan, menerapkan manajemen keuangan usaha yang tepat akan membantumu mencapai target dengan efisien dan menjaga keberlangsungan usaha.